Kebahagian Hakiki
Setiap orang
memiliki kebahagian tersendiri. Ada sebahagian orang merasa paling bahagia yang
tiada taranya jika lulus PNS atau mendapat pekerjaan yang dicita-citakan, ada
pula bahagia kalau dapat kuliah luar negeri dengan beasiswa penuh, bahkan ada
juga dengan dapat membeli mobil mewah dan rumah yang besar, mungkin ada juga
ada dapat menikah dengan wanita yang cantik, ada juga kali merasa bahagia
sekali jika anak-anaknya itu sukses di bidang masing-masing seperti jadi
profesor, dokter speasialis, pengacara, ilmuan, pebisnis sukses dan
sebagainya).
Setiap orang
pasti ingin merasakan kebahagian-kebahagian tersebut, tapi setiap orang pula
berbeda dalam setiap hal yang dapat membahagiakannya. Namun kebahagian seperti
yang disebutkan di atas bukanlah kriteria kebahagian menurut persepsi diriku.
Jika seseorang bertanya kepadaku, “ hal apa yang membuat anda paling bahagia di
dunia ini?”, tak perlu ragu dan berpikir aku langsung menjawab, “kebahagian
yang paling besar yang telah kuraskan adalah hafal al-Qur’an”. Menghafal
al-Qur’an tidak dapat digantikan dengan kebahagian yang lain bagiku seperti
lulus PNS, dapat gaji besar, rumah mewah dan sebagainya. Semuanya itu tidak
lebih kecil bagiku dibandingkan dengan dapat menghafal al-Qur’an.
Bagiku,
menghafal beberapa ayat Allah (al-Qur’an) merupakan nikmat yang paling besar,
dan tidak dapat dibayar atau diganti dengan kebahagian apapun. Belum pernah aku
merasakan kebahagian dan kelezatan melainkan ketika aku dapat menghafal beberapa kalam Ilahi pada
malam hari, kemudian aku terus membaca dan menjaganya hingga akhir hayatku.
Kebahagian
menghafal beberapa ayat-ayat al-qur’an itu tidak dapat digambarkan dengan
lukisan, ditulis dengan pena atau disyarah dengan lisan. Kebahagian itu hanya
dapat dirasakan bagi orang yang telah menghafal ayat-ayat al-Qur’an kemudian ia
menjaganya hingga ruh dan jasadnya berpisah.
Kebahagian
bagiku mungkin sama atau berbeda dengan orang lain, apabila seseorang itu telah
merasakan bahagia ketika dapat menghafal beberapa ayat al-Qur’an, kemudian ia
terus menjaga hafalannya maka itulah tanda-tanda orang yang bahagia dan
beruntung. Seperti dalam sebuah hadis Rasulullah saw:
Diriwayatkan
dari Abu Zar, Rasulullah bersabda: “ manusia yang paling bahagia adalah orang
yang hafal al-Qur’an, karena telah menjadikan bacaan al-Qur’an dalam hatinya.
(Ibnu Asakir).
Akankah kita
mau membuang begitu saja kebahagian yang peluangnya didepan kita? Peluang
mendapatkan kebahagian ini ( hafal al-Qur’an) jauh lebih mudah dibandingkan
dengan membeli rumah yang besar, membeli mobil mewah, ikut seleksi Pns, atau
belajar di luar negeri.
Mari kita
yang ingin merasakan bahagia yang tiada duanya tidak perlu susah-susah untuk
berusaha seperti di atas, kita cukup menghafal beberapa ayat-ayat al-qur’an,
kemudian anda terus membaca dan mengulangnya. Niscaya hati anda akan terteram,
jiwa anda akan tenang, dan rahmat Allah akan turun kepada anda dan orang-orang
yang disekeliling anda.
Tidak perlu
merasa susah untuk berpikir bagaimana saya yang sudah tua ini mampu menghafal
al-Qur’an 30 juz. Jika kita pikir memang rasanya mustahil, akan tetapi jika
anda benar-benar yakin insya Allah akan ada jalan untuk itu.
·
Metode
menghafal al-qur’an
Setiap orang berbeda-beda caranya menghafal al-Qur’an, ada sebagian orang
membaca 1 ayat sampai 50 kali sehingga baru bisa terhafal, ada juga 20 kali, 10
kali, dan bahkan ada juga 3 kali bisa terhafal sendiri ayat al-Qur’an.
Tidak ada
metode khusus untuk dapat cepat menghafal al-qur’an, karena setiap orang itu
berbeda kecepatan daya ingatnya. Namun kecepatan dalam menghafal bukanlah
prioritas, akan tetapi proses dalam menghafal dan ketekunannya yang paling
penting. Oleh karena itu, cara untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an
berbeda-beda, tergantung kepada pribadi masing-masing.
Kemudian
tentukan waktu yang paling bagus untuk menghafal. Bagi Anda yang pegawai
kantoran atau mungkin banyak kegiatan di luar, cukup menghafal dalam
sehari-semalam minimal 3 ayat. Mulailah menghafal dari surah-surah pendek
terlebih dahulu, seperti juz 30. Kemudian juz 29, 28, 27 dan 26. Setelah itu
baru mulai menghafal dari depan: Juz 1,2,3 dan seterusnya.
Waktu untuk
menghafal terserah kepada pribadi masing-masing, biasanya lebih bagus waktu
menghafal setelah magrib kemudian diperkuat atau dipertajam lagi pada waktu
sepertiga malam atau sebelum masuk waktu subuh, karena pada waktu itulah
kondisi kepala kita paling bagus untuk menyerap seluruh hafalan.
Namun jika
anda seorang pelajar atau mahasiswa, sangat banyak waktu luang untuk anda
menghafal. Disini saya sarankan anda dapat menghafal setelah maghrib sampai
isya, kemudian anda lanjutkan lagi sampai jam 21.00 malam. Setelah itu anda
mengulang lagi setelah subuh sampai betul-betul lancar.
Kemudian,
setelah anda sudah menghafal pada malam harinya, anda dapat menyetor hafalan
atau meminta orang yang sudah pernah hafal al-Qur’an untuk menyimak hafalan
anda. Atau anda bisa juga langsung menyetor hafalan di pesantren-pesantren yang
ada program menghafal al-Qur’an.
Mari kita
rebut peluang untuk mendapatkan kebahagian hakiki, dengan memulai hafal
al’Qur-an. Setiap hari minimal 3 ayat. “One day three ayat”. SEHARI 3 AYAT.
Cukup itu. Temukan kebahagian anda. Selamat mencoba!!!
Posting Komentar untuk "Kebahagian Hakiki"