Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tsa’labah: Sosok Manusia yang Kurang Bersyukur


Tsa’labah adalah seorang yang taat ibadah kepada Allah. Ia selalu melaksanakan shalat berjama’ah di mesjid bersama Rasulullah. Setelah selesai shalat, ia buru-buru pulang kerumah. Pada suatu ketika, Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam menanyakan kepadanya kenapa ia tergesa-gesa pulang ke rumah. Ia berkata bahwa ia hanya memiliki satu kain. Bila ia selesai shalat, ia cepat-cepat pulang, karena isterinya menunggu kain yang satu-satunya itu untuk melaksanakan shalat.

            Demikian gambaran bagaimana miskinnya Tsa’labah namun ia tetap teguh beriman dan melaksankan ibadah dengan sebaik-baiknya. Pada suatu waktu, ia pernah berpikir, alangkah enaknya jika ia memiliki dua kain, tentunya ia lebih khusyu’ beribadah, karena ia tidak perlu cepat-cepat pulang untuk memberikan kain kepada isterinya. Datanglah kepada Rasulullah memohon agar di do’akan menjadi orang kaya, agar ia lebih tenang dalam melaksanakan ibadah.

            Rasulullah menyuruhnya untuk berpikir-pikir dulu, kuatkah ia menerima cobaan kekayaan itu atau tidak. Beberapa kali ia mendatangi Rasulullah dan memintanya agar beliau mendo’akan kepada Allah agar menjadi orang kaya.

            Akhirnya Rasulullah mendo’akan agar Tsa’labah menjadi orang kaya. Rasulullah lalu memberikannya sepasang kambing; seekor jantan dan seekor betina.

            Dari sepasang kambing itu, berrkembang dan bertambah banyak. Ia semakin sibuk dengan kambingnya dan mulai terlambat ke mesjid. Hari demi hari kambingnya terus bertambah, ia semakin jarang ke mesjid, sibuk mengurusi kambingnya. Sampai puncak kesibukannya, ia tidak sempat lagi ke mesjid, dan ia membutuhkan tempat pengembalaan yang luas dan mengontrolnya.

            Akhir tahun, sampai berita bahwa kambing Tsa’labah mencapai jumlah yang banyak. Rasulullah pun mengirim utusan untuk mengambil zakat sebagai hak Allah yang harus dipenuhi. Dengan angkuhnya, Tsa’labah berucap : “Hak apa yang harus ku berikan, ini semua karena kepandaian dan kerja kerasku”. Utusan ini menemui Rasulullah dan memberi tahukan sikap angkuh Tsa’labah.

            Rasululah bersabda : “celaka Tsa’labah”. Ada orang yang menyampaikan ucapan rasul itu kepadanya. Tsa’labah pun merasa sangat takut dan khawatir terhadapa ucapan itu. Ia pun mendatangi Rasulullah untuk memberikan zakatnya. Rasul menolak zakatnya itu, beliau bersabda :


            Sesungguhnya Allah Ta’ala melarangku untuk menerima zakatmu
          
          Tsa’labah pun merasa bertambah takut, ia mendatangi Abu Bakar, ia pun menolaknya. Kemudian ia mendatangi Umar, ia tidak menerimanya. Kemudian Tsa’labah dating kepada Utsman, ia tidak pula menerima zakat itu. Demikian keadaan Tsa’labah, ia pulang dengan penuh rasa kekhawatiran dan menyesali sikap angkuhnya terhadap utusan Nabi Shallallahu ‘alaihiwasallam. Tsa’labah merupakan sosok manusia yang tidak pandai bersyukur kepada Allah atas rahmat dan nikmat yang diberikan kepadanya. Akhirnya kambing yang demikian banyaknya, satu persatu mati, kembalilah Tsa’labah sebagai orang miskin yang  ingkar kepada Tuhan dan Nabi-Nya.

            Padahal Allah telah memerintahkan hamban-Nya untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya. Apabila ia pandai bersyukur kepada-Nya niscaya Allah akan menambah nikmat dan karunia itu, sebaliknya jika ia kufur jadilah ia bernasib sebagaimana yang dirasakan Tsa’labah.
ikhwanmauluddin
ikhwanmauluddin with word and action

Posting Komentar untuk "Tsa’labah: Sosok Manusia yang Kurang Bersyukur"