Berkah 3 Cangkir Kopi
Three cup of coffee: “cangkir
pertama terasa asing, cangkir kedua bagaikan sahabat, dan cangkir ketiga
menjadi keluarga.”
Bulan 5 yang lalu, mei, saya dan kawan-kawan melaksanakan program Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) atau nama lain dari KKN di desa Pedekok, Kec.
Pegasing, Kab Aceh Tengah. Saya masih sangat teringat, hari pertama kami tiba
di sana kami dihidangkan kopi gayo,
siapa sih yang tidak tau kopi gayo, rasanya yang luar biasa bikin lidah bergoyang. Hahaha. Namun hidangan cangkir kopi pertama kami masih terasa asing bagi pak kechik dan juga warga, mungkin saja karena belum kenal, kata pepatah: “tak kenal maka tak sayang”. :D
siapa sih yang tidak tau kopi gayo, rasanya yang luar biasa bikin lidah bergoyang. Hahaha. Namun hidangan cangkir kopi pertama kami masih terasa asing bagi pak kechik dan juga warga, mungkin saja karena belum kenal, kata pepatah: “tak kenal maka tak sayang”. :D
Keesokan harinya, kami dihidangkan kopi yang kedua, kami ngobrol-ngobrol
dengan pak kechik, banyak hal yang kami bicarakan. Ternyata mereka sudah tidak
seperti kemari, mereka sudah welcome. Kami merasakan cangkir kopi yang
kedua ini kami bagaikan sahabat yang sudah kenal lama.
Hari berikutnya, kami dihidangkan lagi kopi yang ketiga, 3 hari kami di sana kami sudah sangat akrab dengan pak kechik dan warga, mereka begitu ramah, kami merasakan bagaikan tinggal dengan keluarga sendiri.
Selama di sana, kami mengadakan beberapa program yang bisa bermanfaat untuk warga setempat, semoga program-program tersebut bermanfaat bagi warga pedekok. Dan waktu terus berputar tanpa terasa kami mengabdi di sana selama 40 hari lebih. Kami kembali lagi ke Banda Aceh setelah masa pengabdian kami di desa sudah 40 hari.
Namun setelah 5 bulan tidak berjumpa dengan pak kechik dan warga setempat, kemarin, sabtu, saya mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke sana lagi. Suasana di desa tidak berubah sama seperti waktu kami ikut KPM. Begitu akrab dan ramah meskipun sudah 5 bulan tidak berjumpa. Begitu akrab dan ramah. Sampai membuat aku ketawa geli ketika aku lagi berbicara dengan salah seorang warga, pas kebetulan pagi itu lagi ada acara walimahan di kampung tersebut.
Bapak A: sudah kawin dek?
Saya: belum
pak.
Bapak A:
kapan rencananya?
Saya: masih
lama pak, sekitar 2 atau 3 tahun lagi.
Bapak A:
nikah sama orang sini aja dek.
Saya: ......
(senyum-senyum tanpa jawaban). hahaha
Itulah maksud aku hikmah 3 cangkir kopi. Cangkir pertama kita terasa asing bagi
mereka. Tapi kalau sudah minum kopi cangkir ketiga, kita bagaikan bagian
keluarga mereka. hehe
Warm
greeting from Takengon
26 Okt 2013
Posting Komentar untuk "Berkah 3 Cangkir Kopi"